LAPORAN
INDIVIDU KELUARGA BINAAN KOMUNITAS
MAHASISWA
DIPLOMA IV KEBIDANAN DI RT 01 RW 10
KELURAHAN SRENGSENG SAWAH
KECAMATAN
JAGAKARSA
JAKARTA SELATAN
![]() |
DI
SUSUN OLEH :
SITI NURAINI
WAKHIDA
07.160.100.177
A5
PROGRAM
STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANINDONESIA MAJU
JAKARTA
2017
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan
individu Keluarga Binaan Komunitas Mahasiswa Diploma IV Kebidanan
Keluarga Binaan Konseling Alat Kontrasepsi
Disusun oleh
:
SITI NURAINI WAKHIDA
07.160.100.177
Jakarta, Juli
2017
Menyetujui,
Dosen Pamong RT 01 RW 10
( Rita Ayu Yolandia , S,ST )
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah
penulis ucapkan kepada Allah SWT, dengan segala rahmat, kemurahan, kemudahan,
ketenangan dan ampunan NYA yang telah diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesikan Laporan PKL Individu yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny “E” dengan Konseling Alat Kontrasepsi ”
tepat pada waktunya. Laporan PKL individu ini di ajukan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar diploma IV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM).
Dalam penyusunan
Laporan PKL individu ini penulis bayak mendapatkan bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik dari institusi, tempat penelitian, keluarga dan
teman-teman terdekat lainnya. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. H. Jakub Chatib sebagai Ketua
Yayasan Indonesia Maju Jakarta
2. Dr. Dr. dr. H. M. Hafizurrachman,
MPH sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
3. Dr. Sobar Darmaja, S.Psi, MKM,
selaku Wakil Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
4. Hidayani, Am.Keb, SKM, MKM selaku
Ketua Program Prodi Diploma IV Kebidanan Sekolah Tinggi Imu Kesehatan Indonesia
Maju
5. Rita Ayu Yolandia, S.ST selaku Dosen Pamong
6. Uci Ciptiasrini,SKM.M.Kes selaku
Ketua Kegiatan
Dengan segala
kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan laporan individu ini jauh
dari kesempurnaa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi perbaikan selanjutnya dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua
Jakarta, Juli
2017
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran I : Soap Varney
2. Lampiran II : Job Sheet
3. Lampiran III
: AP ( Acuan Praktik )
4. Lampiran IV : Surat Pernyataan
5. Lampiran V : Dokumentasi
BAB 1
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak
dasar manusia dan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya
manusia, disamping itu kesehatan juga merupakan karunia tuhan. Oleh karena itu,
kesehatan perlu dipeliharadan ditingkatkan kualitasnya serta di lindungi dari
ancaman yang merugikan.
Kesehatan adalah keadaan
sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
sebagai inventasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis.
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah mengkajian kegiatan
masyarakat dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan
masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan dan bidan lain yang
berkaitan, agar mampu mencapai sehat sejahtera.
Program Indonesia sehat 2010 dicanangkan oleh pemerintah adalah suatu upaya
untuk mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, mendorong,
memelihara, dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditunjukan
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya
mencapai derajat kesehatan yang optimal melelui pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkuan pelayanan kesehatan yang
dibutukan dan dilibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan kebidanan.
Keluarga
merupakan unit terkecil dari masyarakat dimana masalah kesehatan dapat timbul,
berupamasalah KIA/KB, KESLING, TUMBANG, PENYAKIT, KRR.
Dalam
hal ini penulis mengambil kasus pada keluarga Ny. E pada
RT/RW 01/10 Kelurahan Srengseng Sawah
Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan sebagai bukti pelaksanaan praktek kebidanan komunitas dan melaksanakan
implementasi sesuai dengan prioritas masalah.Diharapkan keluarga
lebih mengerti dan memahami tentang Keluarga berencana.
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Komunitas Tentang Konseling Keluarga Berencanan (KB)
Pada Ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng
Sawah Kecamatan Jagakarsa.
1.
Melaksanakan pengkajian pada
ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa
2.
Melaksanakan perumusan
diagnosa dan atau masalah kebidanan pada ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng
Sawah Kecamatan Jagakarsa
3.
Melaksanakan perencanaan
pada ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa
4.
Melaksanakan asuhan
kebidanan pada ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng
Sawah Kecamatan Jagakarsa
5.
Melaksanakan evaluasi pada
ibu Ny “E“ Di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa
6.
Melaksanakan pencatatan
asuhan kebidanan pada ibu Ny “E“
Di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa
1.
Mendapatkan pengalaman
menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidan pada keluarga berencana sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan dapat
dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya meningkatkan mutu pelayanan yang
akan memberikan dampak menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
2.
Belajar menerapkan langsung
pada masyarakat di lapangan perkembangan ilmu pengetahuan yang diperolehnya di
dalam kelas.
1.3.2 Bagi Mahasiswa
Agar tetap mempertahankan dan meningkatkan asuhan
kebidanan telah ada, dan selalu menerapkan teori-teori yang telah didapatkan
dan disesuaikan dengan kondisi lapangan. Sehingga tetap tercermin citra bidan
yang profesional.
1.
Menambah pengetahuan dan
pengalaman institusi pendidikan dalam pelaksanaan praktik kebidanan komunitas bagi mahasiswa.
2.
Mengetahui kemampuan
mahasiswanya dalam menerapkan ilmu pendidikan yang diperoleh mahasiswa di
bangku kuliah.
3.
Mengetahui adanya
kesenjangan dan faktor-faktor penyebab kesenjangan antara teori dan praktek
sebagai bahan analisa untuk pendidikan praktik kebidanan komunitas yang akan datang.
Sebagai bahan masukan dan dapat menjadi suatu
pengetahuan nagi keluarga Ny. E dalam menjalankan program yang telah disusun
secara bersama dan terus dikembangkan guna mewujudkan keluarga yang sehat,
sejahtera dan terwujudnya keluarga yang sehat dan lingkingna sehat dan nyaman.
Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala Keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.
Anggota rumah tangga
yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau perkawinan.
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri atas 2 orang atau lebih
adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga
dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga berinteraksi diantara sesama anggota
keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, menciptakan, mempertahankan
suatu kebudayaan.
Keluarga adalah satu
kelompok yang terdiri dari 2 orang atau lebih, yang dipersatukan oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi atau pengakuan sebagai anggota keluarga yang
tinggal bersama, satu kesatuan atau unit yang membina kerjasama yang bersumber
dari kebudayaan umum. Di mana setiap anggotanya belajar dan melakukan
peranannya seperti yang diharapkan. Keluarga sebagai suatu sistem sosial
melakukan beberapa fungsi yang paling dasar seperti memberikan keturunan,
sosialisasi, psikologi, seleksi, proteksi dan sebagainya.
Struktur keluarga
menurut effendi, terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
1.
Patrilineal : keluarga
sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2.
Matrilineal : keluarga
sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3.
Matrilokal : sepasang suami
istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
4.
Patrilokal : sepasang suami
istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5.
Keluarga kawinan : hubungan
suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara
yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
1.
Diikat dalam suatu tali
perkawinan.
2.
Ada hubungan darah.
3.
Ada ikatan batin.
4.
Ada tanggung jawab
masing-masing anggotnya.
5.
Ada pengambilan keputusan .
6.
Kerjasama diantara anggota
keluarga.
7.
Komunikasi interaksi antar
anggota keluarga.
8.
Tinggal dalam satu rumah.
9.
Suami sebagai pengambil
keputusan
10.
Merupakan suatu kesatuan
yang utuh
11.
Berbentuk monogram
12.
Bertanggung jawab
13.
Pengambil keputusan
14.
Meneruskan nilai-nilai
budaya bangsa
15.
Ikatan kekeluargaan sangat
erat
16.
Mempunyai semangat gotong-royong
a.
Tradisional :
1)
The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak.
2)
The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri
(tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
3)
Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari
suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri
4)
The childless family
Keluarga tanpa anak karena
terlambat menikah dan untuK mendapatkan anak terlambat waktunya, yang
disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
5)
The extended family
(keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari
tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family
disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
6)
The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari
satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui
proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
7)
Commuter family
Kedua orang tua bekerja di
kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan
orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada
saat akhir pekan (week-end)
8)
Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa
generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
9)
Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang
tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan
barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi,
telpon, dll)
10)
Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh
duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya
11)
The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari
orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi),
seperti : perceraian atau ditinggal mati.
b.
Non-tradisional :
1)
The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari
orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
2)
The stepparent family
Keluarga dengan orangtua
tiri
3)
Commune family
Beberapa pasangan keluarga
(dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak
dengan melalui aktivitas kelompok/ membesarkan anak bersama
4)
The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama
berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
5)
Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai
persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
6)
Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup
bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
7)
Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah
satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan
anaknya
8)
Group network family
Keluarga inti yang dibatasi
oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab
membesarkan anaknya.
9)
Foster family
Keluarga menerima anak yang
tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua
anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang
aslinya
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan
tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
11)
Gang
Sebuah bentuk keluarga yang
destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga
yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
a. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
1)
Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari
istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa
aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2)
Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari
anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3)
Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan
peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental,
sosial dan spiritual.
b. Fungsi Keluarga
1)
Fungsi biologis :
a) Meneruskan keturunan
b) Memelihara dan membesarkan anak
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga
2)
Fungsi Psikologis :
a)
Memberikan kasih sayang dan
rasa aman
b)
Memberikan perhatian di
antara anggota keluarga
c)
Membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga
d)
Memberikan identitas
keluarga
3)
Fungsi sosialisasi :
a)
Membina sosialisasi pada
anak
b)
Membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkatperkembangan anak
c)
Meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga
4)
Fungsi ekonomi :
a)
Mencari sumber-sumber
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
b)
Pengaturan penggunaan
penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
c)
Menabung untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari
tua).
5)
Fungsi pendidikan :
a)
Menyekolahkan anak untuk
memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimilikinya.
b)
Mempersiapkan anak untuk
kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang
dewasa.
c)
Mendidik anak sesuai dengan
tingkat-tingkat perkembangannya.
6)
Fungsi religious
Tugas keluarga dalam fungsi
ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota lain dalam kehidupan
beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada
kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di
dunia ini.
7)
Fungsi rekreasi
keluarga dalam fungsi
rekreasi ini adalah tidak selalu harus pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang
penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga
dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-masing.
8)
Fungsi perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini
adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota
keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
9)
Fungsi perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga
secara intitusif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota lain dalam
berkomunikasi dan interaksi antar semua anggota keluarga, sehingga saling
pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
Pada dasarnya tugas
keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
1.
Pemeliharaan fisik keluarga
dan para anggotanya.
2.
Pemeliharaan sumber-sumber
daya yang ada dalam keluarga.
3.
Pembagian tugas
masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
5.
Pengaturan jumlah anggota
keluarga.
6.
Pemeliharaan ketertiban
anggota keluarga.
7.
Penempatan anggota-anggota
keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8.
Membangkitkan dorongan dan
semangat para anggotanya.
Meskipun setiap keluarga
melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga
mengikuti pola yang sama.
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai
saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
a.
Membina hubungan intim yang
memuaskan
b.
Membina hubungan dengan
keluarga lain, teman, kelompok sosial
c.
Mendiskusikan rencana
memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan
kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut
damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a.
Persiapan menjadi orang tua
b.
Adaptasi dengan perubahan
anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga
c.
Mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan pasangan.
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat
kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :
a.
Memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman
b.
Membantu anak untuk
bersosialisasi
c.
Beradaptasi dengan anak yang
baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi
d.
Mempertahankan hubungan yang
sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan
sekitar)
e.
Pembagian waktu untuk
individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
f.
Pembagian tanggung jawab
anggota keluarga
g.
Kegiatan dan waktu untuk
stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak
masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya
keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga
sangat sibuk :
a.
Membantu sosialisasi anak :
tetangga, sekolah dan lingkungan
b.
Mempertahankan keintiman
pasangan
c.
Memenuhi kebutuhan dan biaya
kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan
kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak
pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu
pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah
melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar
untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a.
Memberikan kebebasan yang
seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan
meningkat otonominya
b.
Mempertahankan hubungan yang
intim dalam keluarga
c.
Mempertahankan komunikasi
terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d.
Perubahan sistem peran dan
peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat
anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam
keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua :
a.
Memperluas keluarga inti
menjadi keluarga besar
b.
Mempertahankan keintiman
pasangan
c.
Membantu orangtua
suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d.
Membantu anak untuk mandiri
di masyarakat
e.
Penataan kembali peran dan
kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat
anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu
pasangan meninggal:
a.
Mempertahankan kesehatan
b.
Mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
c.
Meningkatkan keakraban
pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan
keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat
salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
1)
Mempertahankan suasana rumah
yang menyenangkan
2)
Adaptasi dengan peruabahan
kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan
3)
Mempertahankan keakraban
suami istri dan saling merawat
4)
Mempertahankan hubungan
dengan anak dan sosial masyarakat
5)
Melakukan life review
(merenungkan hidupnya)
Bidan adalah seorang wanita yang telah
mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian dengan persyaratan
yang berlaku.
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu kommunis yang berarti
kesamaan, publik ataupun banyak. Istilah
comunity dapat di terjemahkan sebagai masyarakat setempat yang menunjuk pada
warga sebuah desa, kota, suku, atau bangsa.
Komunitas di gambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seseoprang
tinggal beserta aspek- aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individu dalam sebuah
komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu sistem kepercayaan
atau keyakinan baik tentang arti kekuarga ,
konsep sehat , maupun sakit.
Keyakinan mereka ini akan di cerminkan daklam perilaku keluarga maupun di
kelompok tertentu.Hal ini merupakan dasar pemikiran mereka dalam pemeliharaan
kesehatan maupun perawatan ketika sakit.
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terbesar yang mempunyai
kebiasaaan , tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.
Kebidanan komunitas adalah upaya memberikan asuhan kebidanan pada
masyarakat baik individu, keluaraga,
kelompok dan masyarakat yang terfokus
pada pelayanan kesehatan ibu dan anak
(KIA), Keluarga berencana
(KB), Kesehatan Reproduksi termasuk usia
wanita adi yuswa secara paripurna. Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas di
dasarkan pada 4 konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu manusia,
masyarakat, lingkungan, kesehatan dan
pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma
sehat sehingga di harapkan tercapainya taraf kesejahteraan hidup masyarakat.
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu.
Kebidanan berasal dari kata “Bidan”.
Kebidanan adalah mencankup pengetahuan yang dimilikai dan kegiatan
pelayanan untuk menyelamtkan ibu dan bayi, kebidanan merupakan profesi tertua
didunia sejak adanya peradaban umat manusia.
Bidan adalah seorang yang telah mengikuti program pendidikan kebidanan
yang diakui oleh negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta
memenuhi kualifikasi untuk didaftar (registrasi) atau memiliki ijin yang sah
(lisensi) untuk melakukan praktik kebidanan.
Komunitas adalah kelompok orang yang berada disuatu lokasi atau daerah
atau area tertentu. Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga
dan masyarakat diwilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah konsep dasar
bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat.
Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk
pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita didalam keluarga dan
masyarakat.
1.
Tujuan umum
Mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan diwilayah kerja bidan.
2.
Tujuan khusus
a.
Meningkatkan cakupan
pelayanan kebidanan komunitas sesuai tangguang jawab bidan
b.
Meningkatkan pelayanan mutu
ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas, dan perinatal secara
terpadu
c.
Menurunkan jumlah
kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan, persalinan, nifas, dan
perinatal
d.
Mendukung program-program
pemerintah lainnya untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak
e.
Membangun jejaring kerja
dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau terkait.
Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan atau
prioritas masalah, untuk itu digunakan beberapa metode. Metode yang dapat
digunakan dalam menetapkan urutan prioritas masalah, pada umumnya dibagi atas,
Teknik Skoring dan Teknik Non Skoring, sebagai berikut : Teknik scoring dapat
digunakan apabila tersedia data kuantitatif atau data yang dapat terukur dan
dapat dinyatakan dalam angka, yang cukup dan lengkap. Yang termasuk teknik
scoring dalam penetuan prioritas masalah, yakni:
1.
Metode USG (Urgency,
Seriousness, and Growth)
2.
Metode MCUA (Multi Criteria
Utility Assesment)
3.
Metode CARL (Capability,
Accesability, Readiness & Leverage)
4.
Metode Hanlon (nama penemu
metode Hanlon)
Kontrasepsi adalah suatu
upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap dan dapat
dilakukan tanpa menggunakan alat secara mekanis, menggunakan obat atau alat
atau secara operasi.
Pelayanan kontrasepsi
mempunyai dua tujuan yaitu:
1.
Tujuan umum: pemberian
dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS.
2.
Tujuan pokok: penurunan
angka kelahiran yang bermakna.
3.
Guna mencapai tujuan
tersebut maka ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan tiga fase untuk mencapai
sasaran, yaitu:
a.
Fase menunda
perkawinan/kesuburan
b.
Fase menjarangkan kehamilan
c.
Fase menghentikan kehamilan
atau kesuburan
Maksud kebijaksanaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan
ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu
dekat dan melahirkan pada usia tua.
Bermacam –macam tetapi pada umumnya mempunyai fungsi
sebagai Berikut:
1.
Mengusahakan agar tidak
terjadi ovulasi.
2.
Melumpuhkan sperma.
3.
Menghalangi pertemuan sel
telur dengan sperma
Metode kontrasepsi meliputi kontrasepsi oral (pil
pengontrol kehamilan),kondom dan preparat yang menghentikan atau membunuhsperma
pada saat bersentuhan (sperimisida-pada busa vagina, krem, jel ),pencabutan
sebelum ejakulasi, diafragma, penutup leher rahim ,metode kalender, kontrasepsi
implantasi, kontrasepsi suntikan dan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Kontrasepsi dapat digunakan oleh pasangan suami istri yang secara fisik dapat
hamil dan memiliki hubungan seks dengan seseorang lawan jenisnya namun tidak
ingin memiliki bayi pada saat itu. Setelah mempelajari tentang kegunaan dan
berbagai metode kontrasepsi, seseorang dapat memilih metode yang paling cocok.
1.
Kontrasepsi Hormonal
a. Oral Kontrasepsi
1) Profil
a) Cocok untuk perempuan
menyusui yang ingin memakai pil KB
b) Sangat efektif pada masa
laktasi
c) Dosis rendah
d) Tidak menurunkan produksi
ASI
e) Tidak memberikan efek
samping estrogen
f) Efek samping utama adalah
gangguan perdarahan : perdarahan bercak, atau perdarahan tidak teratur
2) Jenis
a) Kemasan dengan isi 35 pil
b) Kemasan dengan isi 28 pil
3) Cara kerja
a) Menekan sekresi gonadtropin
dan sintesis seks di ovarium
b) Endometrium mengalami
transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit
c) Mengentalkan lender serviks
sehingga menghambat penetrasi sperma
4) Efektifitas
a) Sangat efektif 98,5 %
b) Jangan sampai ada tablet
yang lupa
c) Senggama sebaiknya dilakukan
3-20 jam setelah penggunaan
d) Tablet digunakan pada jam
yang sama
5) Keuntungan Kontrasepsi
a) Sangat efektif bila
digunakan secara benar
b) Tidak menganggu hubungan
seksual
c) Tidak mempengaruhi ASI
d) Kesuburan cepat kembali
e) Nyaman dan mudah digunakan
f) Sedikit efek samping
g) Tidak mengandung estrogen
6) Keuntungan Non kontrasepsi
a) Mengurangi nyeri haid
b) Mengurangi jumlah darah haid
c) Menurunkan tingkat anemia
d) Mencegah kanker endometrium
e) Melindungi dari penyakit
radang panggul
f) Tidak meningkatkan pembekuan
darah
g) Dapat diberikan pada
penderitaan endometriosis
h) Kurang menyebabkan
peningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi
b. Suntikan/Injeksi
1) Profil
a) Sangat efektif
b) Aman
c) Dapat dipakai oleh semua
perempuan dalam usia reproduksi
d) Kembalinya kesuburan lebih
lambat rata-rata 4 bulan
e) Cocok untuk masa laktasi
karena tidak menekan produksi ASI
2) Cara Kerja
a) Mencegah ovulasi
b) Mengentalkan lender serviks
sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
c) Menjadikan selaput lender
rahim tipis dan atrofi
d) Menghambat transportasi
gamet oleh tuba
3) Efektifitas
Memiliki
efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan pwer 100 perempuan/tahun, asal
penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal
4) Keuntungan kontrasepsi
a) Sangat efektif
b) Pencegahan kehamilan jangka
panjang
c) Tidak berpengaruh pada
hubungan suami istri
d) Tidak mengandung estrogen
sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
e) Tidak memiliki pengaruh
terhadap ASI
f) Sedikit efek samping
g) Klien tidak perlu menyimpan
obat suntik
h) Dapat digunakan oleh
perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause
5) Kerugian kontrasepsi
a) Terjadi perubahan pada pola
haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting, atau perdarahan sampai
10 hari
b) Mual, sakit kepala, nyeri
payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua
atau ketiga
c) Ketergantungan klien terhadap pelayanan
kesehatan. Klien kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan.
d) Efektivitasnya berkurang bila digunakan
bersamaan dengan obat-obatan epilepsy (Fenitoin dan Barbituat) atau obat
tuberculosis (Rifampisin)
c. Implant
1) Profil
a) Dua kapsul tipis, fleksibel
berisi levonorgestrel (LNG) yang disipkan di bawah kulit lengan atas seseorang
wanita
b) Efektif 5 tahun untuk
Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant atau Implanon
c) Nyaman
d) Dapat di pakai oleh semua
ibu dalam usia reproduksi
e) Pemasangan dan pencabutan
oleh bidan/dokter terlatih
f) Kesuburan segera kembali
setelah implant dicabut
2) Cara Kerja
a) Lendir serviks menjadi
kental
b) Mengganggu proses
pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
c) Mengurangi transportasi
sperma
d) Menekan ovulasi
3) Efektifitas
Sangat
efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)
4) Keuntungan kontrasepsi
a) Daya guna tinggi
b) Perlindungan jangka panjang
c) Pengembalian tingkat
kesuburan yang cepat setelah pencabutan
d) Tidak memerlukan pemeriksaan
dalam
e) Bebas dari pengaruh estrogen
f) Tidak mengganggu kegiatan
senggama
g) Tidak mengganggu ASI
5) Keuntungan Non kontrasepsi
a) Mengurangi nyeri haid
b) Mengurangi jumlah darah haid
c) Mengurangi/ memperbaiki
anemia
d) Melindungi terjadinya kanker
endometrium
e) Menurunkan angka kejadian
kelainan jinak payudara
f) Melindungi diri dari
beberapa penyebab penyakit radang panggul
d. Kondom
1) Profil
Selubung
atau sarung karet yang dapat terbuat dari bergbagai bahan diantaranya lateks
(karet), plastic (vinil), atau bahan alami (hewani) yang dipasang pada penis
saat berhubungan seksual.
2) Cara Kerja
a) Menghalangi terjadinya
pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung
karet yang dipasang penis
b) Mencegah penularan
mikrooganisme (IMS dan HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain.
3) Efek samping
a) Kondom rusak atau
diperkirakan bocor
b) Kondom bocor atau dicurigai
ada curahan di vagina saat berhubungan
c) Adanya reaksi alergi
d) Mengurangi kenikmatan
seksual
4) Indikasi
a) Pria : Penyakit genetalia,
sensitivitas penis terhadap secret vagina, ejakulasi dini
b) Wanita : vaginitis,
kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, untuk membuktikan bahwa tidak
ada semen yang dilepaskan di dalam vagina, metode temporer.
c) Pasangan pria dan wanita :
pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan, senggama yang jarang, penyakit
kelamin, herpes genetalia/kondiloma akuminata, uretritis, sistitis/disuria,
metode sementara sebelum menggunakan kontrasepsi oral atau IUD
5) Kontraindikasi
a) Absolut : Pria dengan ereksi
yang tidak baik, riwayat syok septic, tidak bertanggung jawab seksual, alergi
terhadap karet pada partner seksual, interupsi sexual foreplay menghalangi
minat seksual.
e. Alat kontrasepsi DALAM Rahim
(IUD)
1) Profil
a) Sangat efektif, reversible,
dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun : Cut-380A)
b) Haid menjadi lebih lama dan
banyak
c) Pemasangan dan pencabutan
membutuhkan pelatihan
d) Dapat dipakai oleh semua
perempuan usia reproduksi
e) Tidak boleh dipakai oleh
perempuan yang terpapar PMS
2) Jenis
a) AKDR Cut-380A
Kecil,
kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf T, disebulungi oleh kawat
halus yang terbuat dari tembaga (Cu)
b) AKDR yang lain beredar di
Indonesia adalah NOVA T (Schering)
3) Mekanisme kerja
a) Menghambat kemampuan sperma
untuk masuk ke tuba falopi
b) Mempengaruhi fertilitas
sebelum ovum mencapai kavum uteri
c) AKDR bekerja terutama
mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk
fertilitas
d) Memungkinkan untuk mencegah
implantasi telur dalam uterus
4) Indikasi
a) Usia reproduksi
b) Keadaan nulipara
c) Menginginkan menggunakan
kontrasepsi jangka panjang
d) Menyusui yang menginginkan
menggunakan kontrasepsi
e) Setelah melahirkan dan tidak
menyusui banyinya
f) Setelah mengalami abortus
dan tidak terlihat adanya infeksi
g) Risiko rendah dari IMS
h) Tidak mengehendaki metode
hormonal
i) Tidak menyukai untuk
mengingat ingat minum pil setiap hari
j) Tidak menghendaki kehamilan
setelah 1-5 hari senggama
5) Kontraindikasi
a) Sedang hamil atau di duga
hamil
b) Perdrahan pervaginam yang
belum jelas diketahui penyebanya
c) Sedang menderita infeksi
genetalia
d) Kelainan bawaan uterus yang
abnormal/tumor jinak rahim yang dapat dipengaruhi kavum uteri
e) Penyakit trofoblas yang
ganas
f) Diketahui menderita TBC
pelvic
g) Kanker alat genetalia
h) Ukuran rongga rahim kurang
dari 5 cm
6) Efek samping
a) Amenore
b) Kejang
c) Perdarahan vagina yang hebat
dan tidak teratur
d) Benang yang hilang
e) Adanya pengeluaran cairan
dari vagina/di curigai adanya PRP
7) Waktu penggunaan
1. Setiap waktu dalam siklus
haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil
2. Hari pertama sampai ke-7
siklus haid
3. Segera setelah melahirkan,
selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan, setelah 6 bulan
apabila menggunakan metode amenore laktasi (MAL)
4. Perlu diingat angka ekspulsi
tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pascapersalinan
5. Setelah abortus atau
keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak gejala infeksi
6. Selama 1 sampai 5 hari
setelah senggama yang tidak dilindungi
8) Cara pemasangan AKDR
1. Jelaskan kepada klien apa
yang akan dilakuakn dan mempersilakan klien mengajukan pertanyaan
2. Sampaikan kepada klien
kemungkinan akan merasa sedikit sakit pada beberapa langkah waktu pemasangan
dan nanti akan diberitahu bila sampai pada langkah-langkah tersebut
3. Pastikan klien telah
mengosongkan kandung kencingnya
4. Periksa genetalia eksterna
5. Lakukan pemeriksaan speculum
6. Lakukan pemeriksaan panggul
7. Lakukan pemeriksaan
mikroskopik
8. Masukkan lengan AKDR Copper
T 380A di dalam kemasan sterilnya
9. Masukkan speculum dan usap
vagina dan serviks dengan larutan antiseptic
10. Gunakan tenakulum untuk
menjepit serviks
11. Masukkan sonde uterus
12. Pasang AKDR Copper T 380A.
Dokumentasi kebidanan adalah bagian dari kegiatan yang harus
dikerjakan oleh bidan setelah memberi asuhan kepada pasien, merupakan informasi
lengkap meliputi status kesehatan pasien, kebutuhan pasien, kegiatan asuhan
keperawatan/kebidanan serta respons pasien terhadap asuhan yang diterimanya.
Pendokumentasian asuhan kebidanan
menggunakan pendekatan SOAP. Catatan SOAP terdiri atas 4 langkah yang disarikan
dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan yang dipakai untuk
mendokumentasikan asuhan klien dalam rekam medis klien sebagai catatan kemajuan.
SOAP adalah catatan yang tertulis
secara singkat, lengkap, dan bermanfaat buat bidan atau pemberi asuhan yang
lain. Penggunaan SOAP dalam asuhan ibu hamil cacatan SOAP ditulis satu kali
setiap kunjungan. Sementara bagi ibu dengan intrapartum, SOAP dibuat lebih dari
satu catatan untuk satu orang perhari.
Langkah-langkah pendokumentasian
SOAP :
1. Subyektif
(S)
Informasi atau data yang diperoleh
dari apa yang dikatakan klien.
2. Obyektif
(O)
Data yang diperoleh dari apa yang
dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu melakukan pemeriksaan dan hasil
laboratorium.
3. Analisa
(A)
Kesimpulan yang dibuat berdasarkan
data subyektif dan obyektif
4. Penatalaksanaan
(P)
Perencanaa, pelaksanaan dan
evaluasi sesuai dengan kesimpulan yang telah dibuat.
Pendokumentasian
dianggap penting karena metode SOAP merupakan kemajuan informasi yang
sistematis yang mengorganisasi penemuan dan kesimpulan untuk menjadi suatu
rencana asuhan. Metode ini merupakan penyaringan inti sari dari proses
penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan pendokumentasian asuhan.
SOAP merupakan urut-urutan yang dapat membantu dalam mengorganisir pikiran dan
memberikan asuhan yang menyeluruh.
Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Ny.E Dengan Akseptor Aktif
suntik 3 bulan Di RT/RW 01/10 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa
Jakarta Selatan
Pada bab ini penulis
melakukan pengkajian data atas nama Ny.E umur 38 tahun dengan keluarga
berencana ( KB ) suntik 3 bulan yang
dijadikan sebagai keluarga binaan oleh penulis dalam pelayanan praktek
kebidanan komunitas. Penulis melakukan pengkajian pada klien dengan metode
penulisan pada tinjauan kasus ini menggunakan asuhan kebidanan 7 langkah Helen
Varney dan metode SOAP.
Data Subjektif
Pasien
Ny.E berumur 38 tahun, agama islam, suku jawa, pendidikan SMA, pekerjaan ibu
rumah tangga, suaminya bernama Tn. D berumur 40 tahun, agama islam, suku jawa,
pendidikan SMA, pekerjaan wiraswasta, alamat di Jln. Mangga, Ds. Srengseng
sawah RT/RW 01/10, Jakarta Selatan. Keluhan utama : Ibu mengatakan bahwa dia
tidak teratur haid. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular dan
penyakit lain seperti : jantung, asma/TBC paru, DM, hepatitis, epilepsy, IMS,
HIV/AIDS dan lain-lain. Pola makan ibu teratur 3 kali sehari dengan menu nasi,
sayur, lauk pauk dan air putih. Tidak ada gangguan pada pola makan, nafsu makan
baik, pada pola eliminasi, BAB lancar 1 kali sehari, konsistensi lembek dan berwarna
kuning, Frekuensi BAK ≥ 6 kali sehari, lancar, warna jernih dan tidak ada
keluhan pada saat BAK. Pola istirahat pada siang hari 1 jam, dengan tidur malam
± 8 jam sehari. Ibu mengatakan aktivitas seperti biasa dan tidak ada masalah. Ibu
tidak pernah mempunyai kebiasaan seperti merokok, minum jamu-jamuan,
minum-minuman keras, makan sirih dan memakai obatan terlarang, kebiasaan
mengganti pakaian dalam 2 kali sehari.
Objektif
Dari
hasil pemeriksaan umum pada Ny.E terdapat keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil, tinggi badan 158 cm, berat badan 58 kg,
pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah : 120/70 mmHg, pernapasan : 24 x/m, nadi : 80x/m, suhu : 36,00C. Pada pemeriksaan
fisik terdapat : kepala tidak ada mesocephal, rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe, mata berbentuk simetris, konjungtiva tidak pucat, tidak ikterus, muka
berbentuk simetris,
tidak odema, hidung berbentuk simetris, tidak ada polip,
tidak ada secret, telinga berbentuk simetris, tidak ada serumen, mulut/gigi tidak ada stomatitis, dan
tidak ada caries pada gigi, leher tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid dan pembesaran vena jungularis, genetalia tidak
dilakukan pemeriksaan, anus tidak dilakukan pemeriksaan, Ekstermitas tangan dan kaki tidak terdapat oedema dan varises,
refleks patella positif dan tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
Dari hasil interprestasi
data pada Ny.E penulis mendapatkan diagnosa kebidanan pada Ny.E umur 38 tahun
dengan akseptor KB suntik 3 bulan, dengan masalah : ibu mengatakan kalau tidak
teratur haid, kebutuhan yang harus didapatkan Ny.E, yaitu : faktor lingkungan, istirahat yang cukup, tidak boleh stres dan makan-makanan yang
bergizi.
Dari hasil diagnosa potensial
penulis tidak mendapatkan diagnosa potensial pada Ny.E
Dari
hasil yang didapat penulis langsung melakukan tindakan segera pada Ny.E yaitu
melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan melakukan konseling tentang
penggunaan KB suntik 3 bulan agar Ny.E dapat mengetahui hasil yang dilakukan.
Perencanaan
yang bisa dilakukan adalah informasikan kepada Ny.E tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, ingatkan kepada Ny.E untuk
menjaga pola makan, tidak boleh stress, beritahu kepada Ny.E tentang
akibat haid tidak teratur, beritahu kepada Ny.E tentang pentingnya pola hidup sehat, tidak
boleh stress, dan tentang nutrisi, anjurkan Ny.E untuk berobat
ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan obat, beritahu kepada Ny.E bahwa akan dilakukan
kunjungan kedua pada tanggal 22 juli 2017.
Pelaksanaan
yang telah dilakukan, yaitu menginformasikan kepada Ny.E tentang hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu tekanan darah 120/70 mmhg, pernapasan :
24 x/m, nadi : 80x/m, suhu : 36,00C, mengingatkan kepada Ny.E untuk
menjaga pola makan, yaitu makan-makanan yang bergizi, dan tidak boleh stress,
menganjurkan Ny.E untuk berobat ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan obat,
memberitahukan kepada Ny.E bahwa akan dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 22
juli 2017.
Evaluasi yang telah didapatkan
dari Ny.E, yaitu : Ny.E telah mengetahui hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan, Ny.E akan menjaga pola makan, dan tidak boleh stress
Ny.E telah mengerti tentang penjelasan tersebut, Ny.E bersedia
akan dilakukan kunjungan
kedua pada tanggal 22 juli 2017.
Pada hari
senin pukul 10.00 WIB tepatnya pada tanggal 22 juli dilakukan kunjungan ke II
terhadap pasien. Ny.E mengatakan bahwa dia sudah menjaga pola makan, dan
menjaga agar tidak stress. Keadaan umum : baik, kesadaran
: composmentis, Keadaan
emosional : stabil, Tinggi badan : 159 cm, Berat badan : 58 kg, Pemeriksaan
tanda-tanda vital : Tekanan Darah :
110/70 mmHg, Pernapasan : 22 x/m, Nadi : 80 x/m, Suhu : 36,00C.
Ny.E
usia 31 tahun dengan Akseptor KB aktif suntik 3 bulan
Setelah
dilakukannya assasment dilanjutkan dengan planning yang diberikan untuk pasien keluarga binaan
yaitu Ny. E
- Memberitahu
ibu tentang alat kontrasepsi mengenai Manfaat dan efek sampingnya.
- Memperkenalkan
jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan
kerugiannya
- Memberitahu
ibu agar ibu tidak stres
- Memberitahu
ibu agar ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi
- Memberitahu
ibu agar ibu jangan terlalu kecapekan mngerjakan pekerjaan rumah.
- Membuat
kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan
ulang pada tanggal 24 Juli 2017. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang pada
waktu yang ditentukan.
Evaluasi : Ibu
sudah mengerti manfaat dan efek samping alat kontrasepsi
Selanjutnya dilakukkan kunjungan ke III pada hari senin
tanggal 23 juli 2017 tepatnya pada pukul 16.00 WIB. Ny.E mengatakan bahwa dia
sudah menjaga pola makan yang dianjurkan serta sudah tidak stress lagi. Dari
hasil pemeriksaan didapatkan Keadaan umum : baik, kesadaran
: composmentis, Keadaan
emosional : stabil, Tinggi badan : 159 cm, Berat badan : 58 kg, Pemeriksaan
tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 120/70
mmHg, Pernapasan : 22 x/m, Nadi : 81 x/m, Suhu : 36,00C
Ny.E
usia 31 tahun dengan Akseptor KB aktif suntik 3 bulan
Setelah
dilakukannya assasment dilanjutkan dengan planning yang diberikan untuk pasien keluarga binaan
yaitu Ny. E
- Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai
Manfaat dan efek sampingnya
-
Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya
-
Memberitahu ibu agar ibu tidak stres
- Memberitahu ibu agar ibu
mengkonsumsi makanan yang
Bergizi
- Memberitahu
ibu agar ibu jangan terlalu kecapekan mngerjakan pekerjaan rumah.
-
Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 25 Juli 2017. Ibu bersedia
untuk kunjungan ulang pada waktu yang ditentukan.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti
manfaat dan efek samping alat kontrasepsi
3.4 Kunjungan IV ( 25 juli 2017 )
Pada
hari selasa tanggal 25 juli 2017, pukul 11.30 WIB adalah terakhir kunjungan
pada keluarga binaan Ny. E dengan ?.,mn, setelah kunjungan terakhir Ny.M
mengatakan bahwa dia sudah menjaga pola makan, merasa lebih nyaman, sudah tidak
sulit lagi tidur malam.
Dilakukan
pemeriksaan terakhir kunjungan didapatkan hasil Keadaan umum : baik, kesadaran
: composmentis, Keadaan
emosional : stabil, Tinggi badan : 159 cm, Berat badan : 58 kg, Pemeriksaan
tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 120/70
mmHg, Pernapasan : 22 x/m, Nadi : 80 x/m, Suhu : 36,00C.
Ny.E
usia 31 tahun dengan Akseptor KB aktif suntik 3 bulan
Setelah
dilakukannya assasment dilanjutkan dengan planning yang diberikan untuk pasien keluarga binaan
yaitu Ny. E
- Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai
Manfaat dan efek sampingnya
-
Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya
-
Memberitahu ibu agar ibu tidak stres.
-
Memberitahu ibu agar mengkonsumsi makanan yang
bergizi
-
Memberitahu ibu agar ibu
tidak kecapekan mengerjakan pekerjaan rumah.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping alat Kontrasepsi
Pada pembahasan ini,
mahasiswa akan membandingkan praktek dengan teori belajar lapangan di Kelurahan
Srengseng Sawah RT/RW 01/10 khususnya pada keluarga Tn.D.
Dari keseluruhan
permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil pendekatan dan tabulasi data,
telah dilakukan langkah-langkah pemecahan masalah bersama keluarga Tn. D sesuai
dengan prioritas masalah.
Pada tahap pengkajian ini
data diperoleh melalui observasi dan wawancara yang dilakukan secara kunjungan
rumah. Menurut Andreas, (2012) pengumpulan data diperoleh dari data subjektif
dan data objektif.
Data
subyektif diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada keluarga Ny. E.
Menurut Andreas (2012). Data
subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian. Data subjektif ini diperoleh dengan
anamnesa terhadap klien.
Penulis melakukan pengkajian
data subjektif pada keluarga Ny. E berdasarkan proses pengkajian melalui
wawancara dan observasi lingkungan rumah Ny. E Berdasarkan hasil pengkajian
data subjektif pada keluarga Ny. E didapatkan bahwa Ny. E menjadi akseptor KB
aktif.
Dengan demikian penulis
telah melakukan pengumpulan data subjektif
menggunakan metode yang sesuai dengan teori maka tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dengan praktek.
Menurut Andreas (2012) data
obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh
menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik.
Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat
kesadaran.
Penulis melakukan pemeriksaan fisik pada Ny.”E” Dan di dapat kan hasil normal tanpa adanya gangguan kesehatan dari Ny.”E”.
Dengan demikian penulis melakukan pengumpulan data objektif menggunakan metode yang sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dengan praktek.
Di dalam menganalisa data ada 3 norma
yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu:
1.
Keadaan kesehatan normal dari setiap anggota keluarga.
2.
Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan.
3.
Karakteristik keluarga.
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif
dan objektif, langkah berikutnya yaitu menganalisa data yaitu menentukan
masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Ny.”E”. Masalah kesehatan yang
dialami keluarga Ny.”E”yaitu Ny. “E” mengatakan menjadi akseptor KB aktif.
Dengan demikianan alisa data dilakukan sesuai
dengan teori sehingga disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori
dengan praktik.
Setelah analisa data, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan dalam keluarga Ny.”E”. Bagian rumusan masalah berisi tentang masalah-masalah yang hendak dipecahkan yaitu:
1.
Beritahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai manfaat dan efeksampingnya
2.
Perkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya
3.
Berikan motivasi ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi.
Penentuan perumusan masalah sudah sesuai
teori sehingga tidak ditemukan kesenjang
anatara teori dengan praktik.
Kesehatan pada tubuh kita itu sangat
penting. Terutama bagi tanda-tanda vital seperti denyut nadi, tekanan darah,
pernapasan, suhu badan, dan berat badan. Bagaimana prosedur pelaksanaan yang
berperan penting kepada masyarakat atau pun pasien dan bertujuan untuk menambah
pengetahuan. Seperti pada tekanan darah, seiring dengan bertambahnya umur
seseorang maka tekanan darah akan meningkat. Dan emosi rasa stres akan
meningkat.
Kontrasepsi adalah suatu
upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap dan dapat
dilakukan tanpa menggunakan alat secara mekanis, menggunakan obat atau alat
atau secara operasi.
Berdasarkan kesimpulan di
atas penulis mengajukan beberapa saran,
antara lain :
1. Untuk Penulis
Mendapatkan pengalaman menerapkan manajemen
kebidanan dalam memberikan asuhan kebidan pada keluarga berencana
sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan dapat dilakukan secara
sistematis yang pada akhirnya meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan
dampak menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Belajar menerapkan langsung pada masyarakat
di lapangan perkembangan ilmu pengetahuan yang diperolehnya di dalam kelas.
2. Untuk Keluarga Binaan
Sebagai bahan masukan dan dapat menjadi suatu
pengetahuan nagi keluarga Ny. E dalam menjalankan program yang telah disusun
secara bersama dan terus dikembangkan guna mewujudkan keluarga yang sehat,
sejahtera dan terwujudnya keluarga yang sehat dan lingkingna sehat dan nyaman
3.
Untuk
Institusi Pendidikan
Agar lebih memperbanyak literatur - literatur khususnya
buku-buku kebidanan menurut Varney sehingga mahasiswa dapat lebih memahami dan
dapat menerapkan asuhan kebidanan pada pasien. Dapat menyatukan persepsi dalam
penyusunan asuhan kebidanan dengan SOAP.
Agar tetap mempertahankan kesabarannya dalam membimbing
mahasiswa yang seringkali tidak menerapkan teori yang ada dan mengalami
kejenuhan dalam melakukan aktifitas kuliah.
4.
Untuk
Mahasiswa
Agar tetap mempertahankan dan meningkatkan asuhan
kebidanan telah ada, dan selalu menerapkan teori-teori yang telah didapatkan
dan disesuaikan dengan kondisi lapangan. Sehingga tetap tercermin citra bidan
yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Arjoso, S, 2005. Rencana Strategis BKKBN. Jakarta.
BKKBN. 2005.http//www.ceria-bkkbn
go.id/referensi/substansi/detail/7. (dikutip tgl 3/1/2013)
Hartanto Hanafi, 2003. Keluarga Berencana
Dan Kontrasepsi, EGC, Jakarta.
Llemellyn, 2005. Setiap Wanita. Arca.
Jakarta.
Mansjoer, Arief, 2005. Kapita Selekta
Kedokteran. Jilid I Media Aesculapius, FKUI. Jakarta
Manuaba, 2005. Ilmu Kebidanan Penyakit
Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC.
Jakarta.
Meilani, 2010. Pelayanan KB. Fitramaya,
Yogjakarta
Niken, Dkk, 2010.Pelayanan Keluarga
Berencana, Fitramaya. Yokyakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan
Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.Jakarta.
__________________, 2007. Pengembangan Sumber
Daya Manusia. Rineka Cipta. Jakarta.
LAMPIRAN
Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Ny.E Dengan Akseptor Aktif
suntik 3 bulan Di RT/RW 01/10 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa
Jakarta Selatan
Kunjungan I
Tempat : Jl. Mangga
kelurahan
srengseng sawah
Pada Tanggal :
21 Juli 2017
Pukul : 10.00
WIB
Nama Pengkaji :
Siti Nuraini Wakhida
I.
Pengumpulan Data
1. Identitas / Biodata
Nama Ibu : Ny. E Nama Suami :
Tn. D
Umur : 31 Tahun Umur : 47 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTP Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan :
IRT
Alamat : Jl. Mangga, Ds.Srengseng
Sawah RT/RW 01/10, Jaksel
2. Keluhan Utama :
Ibu
mengatakan bahwa dia sering ngeflek.
3. Riwayat Kesehatan
a. Keadaan Kesehatan Sekarang
·
Jantung :
Tidak ada penyakit jantung
·
Asma/TBC Paru :
Tidak ada penyakit asma
·
DM :
Tidak ada penyakit DM
·
Hepatitis :
Tidak ada penyakit Hepatitis
·
Epilepsi :
Tidak ada penyakit epilepsi
·
IMS :
Tidak ada penyakit IMS
·
HIV/AIDS :
Tidak ada penyakit HIV/AIDS
·
Lain-lain :
tidak ada
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
·
Jantung :
tidak ada penyakit jantung
·
Asma/TBC Paru :
tidak ada penyakit asma
·
DM :
tidak ada penyakit DM
·
Hepatitis :
tidak ada penyakit Hepatitis
·
Epilepsi :
tidak ada penyakit epilepsi
·
IMS :
tidak ada penyakit IMS
·
HIV/AIDS :
tidak ada penyakit HIV/AIDS
·
Lain-lain :
tidak ada
c. Istirahat/Tidur
Siang : 1 jam
Malam : 8 jam
Keluhan : tidak ada
d. Personal Hygine
Mandi : 3x sehari
Ganti Pakaian : 2x kali sehari
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TB : 150 cm
BB : 50 kg
Tanda-Tanda Vital : TD : 150/100 mmHg RR : 20 x/m
N : 80 x/m S : 36,0 0C
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala :
Rambut bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe
Mata :
Simetris, konjungtiva tidak pucat, tidak ikterus
Muka :
Simetris, tidak odema, tampak kemerahan
Hidung :
Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret
Telinga :
Simetris, tidak ada serumen
Mulut/gigi : Mukosa bibir kering, tidak
ada stomatitis, dan tidak ada caries pada
gigi
Leher :Tidak ada pemesaran kelenjar tyroid dan pembesaran vena jungularis
Payudara : Simestris, tidak ada
benjolan
Abdomen : Tidak terdapat luka bekas
operasi
Genetalia : Tidak dilakukan
Anus : Tidak dilakukan
Ekstermitas :Tangan dan kaki tidak terdapat
oedema dan varises, refleks patella
positif
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
A. Diagnosa Kebidanan : Ny. E
umur 31 tahun dengan KB aktif 3 bulan
B. Masalah : Flek
C. Kebutuhan : Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital dan konseling tentang
penggunaan
kontrasepsi
Tidak ada
Melakukan Konseling kepada Ny.E tentang kontrasepsi
1. Informasikan kepada Ny.E
tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
2. Ingatkan kepada Ny.E untuk menjaga pola makan.
3. Beritahu kepada Ny. E agar tidak stress.
4. Beritahu kepada Ny. E tentang haid tidak teratur dan flek.
5. Beritahu Kepada Ny. E tentang penting pola hidup sehat.
6. Beritahu kepada Ny. E
bahwa akan dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 22 juli 2017.
1. Menginformasikan
kepada Ny.E tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan.
2. Mengingatkan kepada Ny.E untuk menjaga pola makan.
3. Memberitahukan kepada Ny. E Agar tidak stress
4. Beritahu kepada Ny. E tentang haid tidak teratur dan flek.
5. Mengingatkan
kembali Ny.E tentang pentingnya pola hidup sehat.
6. Memberitahukan
kepada Ny.E bahwa akan dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 22 juli
2017.
1. Ny.E telah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
2. Ny.E sudah menjaga pola makan.
3. Ny.E telah mengerti agar tidak stress, pentingnya pola hidup sehat.
4. Ny.E sudah mengetahui akan dilakukan kunjungan kedua pada tanggal 22 juli 2017.
4
Kunjungan II (22 Juli 2017)
S : Ny. “E” usia 31 tahun akseptor KB aktif suntik 3 bulan
O : TB : 159 cm
BB : 58 kg
TD : 110/70 mmHg
A : Ny. “E” usia 31 tahun
bermasalah dengan alat
Kontrasepsi Dan keadaan umum ibu baik
P :
-
Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi
mengenai Manfaat dan efek sampingnya.
-
Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi
kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya
-
Memberitahu ibu agar ibu tidak stres
-
Memberitahu ibu agar ibu mengkonsumsi makanan
yang bergizi
-
Memberitahu ibu agar ibu jangan terlalu
kecapekan mngerjakan pekerjaan rumah.
-
Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 24 Juli 2017. Ibu bersedia
untuk kunjungan ulang pada waktu yang ditentukan.
Evaluasi
: Ibu
sudah mengerti manfaat dan efek samping alat
kontrasepsi
·
Kunjungan III (24 Juli 2017)
S : Ny. “S” usia 31 tahun akseptor KB aktif suntik 3 bulan
O : TB : 159 cm
BB : 58 Kg
TD : 120/70 mmHg
A : Ny. “S” usia 31 tahun bermasalah dengan alat kontrasepsi
Dan keadaan umum ibu baik
P : - Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai
Manfaat dan efek sampingnya
-
Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya
-
Memberitahu ibu agar ibu tidak stres
- Memberitahu ibu agar ibu mengkonsumsi makanan yang
Bergizi
- Memberitahu
ibu agar ibu jangan terlalu kecapekan mngerjakan pekerjaan rumah.
-
Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 25 Juli 2017. Ibu bersedia
untuk kunjungan ulang pada waktu yang ditentukan.
Evaluasi
: Ibu sudah mengerti manfaat dan efek samping
alat
kontrasepsi
·
Kunjungan IV ( 25 Juli 2017)
S : Ny. “E” usia 31 tahun akseptor KB aktif suntik 3 bulan
O : TB : 159 cm
BB : 58 Kg
TD : 120/70 mmHg
A : Ny. “E” usia 31 tahun bermasalah dengan alat kontrasepsi
Dan keadaan umum ibu baik
P : - Memberitahu ibu tentang alat kontrasepsi mengenai
Manfaat dan efek sampingnya
-
Memperkenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi kepada ibu dan menjelaskan keuntungan dan kerugiannya
-
Memberitahu ibu agar ibu tidak stres.
-
Memberitahu ibu agar mengkonsumsi makanan yang
bergizi
-
Memberitahu ibu agar ibu
tidak kecapekan mengerjakan pekerjaan rumah.
Evaluasi : Ibu
sudah mengerti manfaat dan efek samping alat
Kontrasepsi
JOB SHEET
MATA
KULIAH :
KOMUNITAS
KODE
SKS :
3 SKS
MATERI
POKOK : KB
SUNTIK 3 BULAN
SEMESTER : II ( DUA
)
SASARAN :
WANITA USIA SUBUR
WAKTU
/ PERTEMUAN : 30 Menit
PROGRAM
STUDI :
DIV KEBIDANAN
OBJEKTIF
PERILAKU SISWA
1.
Setelah Mengikuti Konseling, Mahasiswa Dapat Mengerti Dan
Memahami Tentang Prosedur Melakukan Konseling Penggunaan Alat Kontrasepsi
Suntik 3 Bulan
2.
Mahasiswa Dapat Melakukan Konseling Secara Individu Sesuai
Dengan Teori
|
DASAR
TEORI SINGKAT
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan dapat
menerima norma keluarga kacil bahagia sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada
“catur warga /zero population growth” (pertumbuhan seimbang).
Pengertian
Keluarga Berencana (KB) menurut UU No. 10 th 1992 adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan
(PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikan ke
dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah
diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya
kehamilan.
PETUNJUK
1. Siapkan alat-alat yang
dibutuhkan
2. Ikuti petunjuk yang ada pada
job sheet
3. Bekerja secara hati-hati dan
teliti
KESELAMATAN
KERJA
1. Penuhi prosedur pekerjaan
2. Bertindak lembut dan
hati-hati pada saat melakukan tindakan
3. Perhatikan kondisi alat
sebelum bekerja untuk menilai kelayakan penggunaanya.
4. Letakkan peralatan pada
tempat yang terjangkau dan sistematis oleh petugas.
PERALATAN
DAN PERLENGKAPAN
1. Lembar balik KB
REFERENSI
1. Hanifah, Winkjosastro. 2007.
Ilmu kandungan .Jakarta : yayasan
bina pustaka sarwono prawirohardjo
2. Lumongga lubis, Lamora. Memahami dasar-dasar konseling dalam teori
dan praktek, Kencana Media Prenada grub, Jakarta, 2011
PROSEDUR
PELAKSANAAN
1.
Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan
|
|
2.
Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya
|
|
3.
Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa
pilihan reproduksi yang paling mungkin termasuk pilihan beberapa jenis
kontrasepsi
|
|
4.
Bantulah klien menentukan pilihannya
|
|
5.
Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi
pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan
perlihatkan alat / obat kontrasepsi
|
|
6. Perlunya dilakukan
kunjungan ulang
|
|
AP (ACUAN PRAKTIK )
MATA
KULIYAH/ PRAKTIKUM : KOMUNITAS
KODE
MATA KULIAH/ SKS : 3 SKS
SEMESTER :
II ( DUA )
SASARAN :
WUS ( WANITA USIA SUBUR )
MATERI
POKOK :
KONSELING KB SUNTIK 3
BULAN
WAKTU/
PERTEMUAN : 30
MENIT
PROGRAM
STUDI :
DIV KEBIDANAN
A. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator
1.
Standar Kompetensi/
Tujuan pembelajaran
: Diharapkan mahasiswa
mampu menjelaskan tentang hipertensi
kepada lansia, dan lansia mampu memahami yang dijelaskan mahasiswa.
2. Kompetensi Dasar :
Setelah
proses konseling, ibu dapat
mengerti dan menjelaskan tentang
penggunaan alat kontrasepsi suntik
3 bulan.
3. Indikator :
Setelah
proses penyuluhan siswa
dapat mengerti dan mampu
menjelaskan tentang efek samping,
keuntungan dan kerugian serta
ketepatan waktu dalam
menggunakan alat kontrasepsi.
B.
Materi
1.
Efek samping pengunaan kontrasepsi suntik 3 bulan
2.
Keuntungan dan kerugian pengunaan suntik 3 bulan
3.
Ketepatan waktu dalam penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan
C.
Metode dan Media
1.
Metode :
Ceramah dan tanya jawab
2.
Media :
Lembar balik
D.
Langkah Pembelajaran
NO.
|
Tahap Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
|
Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
|
Kegiatan Pasien dan keluarga
|
1.
2.
3.
|
Pembukaan
( 5 Menit )
|
1. Memberikan salam.
2. Menjelaskan
identitas.
3. Menjelaskan tujuan.
4.
Menggali tingkat . pengetahuan Pasien tentang
kontrasepsi KB suntik 3 bulan
|
1. Pasien
(
Keluarga binaan )
Ev: Menjawab salam
2. Pasien ( keluarga binaan)
Ev:Memberi
respon
3.
Pasien
dan ( keluarga binaan)
Ev: Mendengarkan
4.
Pasien ( keluarga binaan)
Ev: Pasien lebih memahami
dan mengerti tentang hal baru yang belum mereka ketahui
.
|
Pembahasan
( 25 menit )
|
1. Menjelaskan tentang Efek samping,
keuntungan dan kerugian serta ketepatan waktu menggunakan alat kontrasepsi
suntik 3 bulan.
2. Memberi kesempatan pada pasien dan keluarga
untuk bertanya tentang
hal yang kurang dimengerti.
|
1.
Pasien
dan ( keluarga binaan)
Ev: Pasien mengerti dan memahami tentang
kontrasepsi suntik 3 bulan
2. Pasien dan ( keluarga binaan)
Ev: Pasien mengajukan pernyataan
|
|
Penutup
( 5 menit )
|
1.
Mengevaluasi
tujuan penyuluhan kesehatan.
2. Mengucapkan terima kasih atas perhatian
yang diberikan dan memberi salam penutup.
|
1. Pasien
dapat menjawab pertanyaan
2. Menjawab
salam
|
E. Evaluasi
1.
Struktural
a.
Persiapan
tempat dan alat
b.
Persiapan Waktu (Kontrak waktu)
c.
Persiapan
SAP
2.
Proses
a.
Selama
penyuluhan pasien (keluarga binaan)
memperhatikan penjelasan yang disampaikan
b.
Selama
penyuluhan pasien (keluarga binaan) bertanya tentang penjelasan yang
disampaikan
c.
Selama
penyuluhan pasien (keluarga binaan aktif menjawab pertanyaan yang diajukan
3.
Hasil
a.
Pasien
(keluarga binaan) mampu memahami efek samping penggunaan
alat kontrasepsi suntik 3 bulan.
b.
Pasien
(keluarga binaan) mampu memahami keuntungan dan kerugian
penggunaan alat kontrasepsi suntik 3 bulan.
c.
Pasien
(keluarga binaan) mampu memahami ketepatan waktu sangat
memperngaruhi efektivitas penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan.
d.
Pasien
(keluarga binaan) mampu
menjelaskan kembali tentang efek samping, keuntungan dan kerugian dan ketepatan
waktu menggunakan alat kontrasepsi sunti 3 bulan.
Jakarta,
28 Juli 2017
Dosen Pamong
( Rita Ayu Yolandia)

PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
Tabel 3.1 Daftar Tilik
Tanda-tanda Vital
NO
|
LANGKAH
|
KASUS
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH
|
|
|
||||
1.
|
Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien.
|
|
|
|
√
|
|
2.
|
Memberi penjelasan mengenai pemeriksaan
|
|
|
|
√
|
|
3.
|
Menempatkan penderita dalam keadaan duduk/berbaring dengan lengan
rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian
|
|
|
|
√
|
|
4.
|
Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air raksa, mengecek
saluran pipa dan meletakkan meteran secara vertikal
|
|
|
|
√
|
|
5.
|
Mempersiapkan stetoskop dengan corong bel yang terbuka
|
|
|
|
√
|
|
6.
|
Memasang manset sedemikian rupa sehingga melingkari lengan atas
secara rapi dan tidak terlalu ketat, 2 cm di atas siku dan sejajar dengan
jantung
|
|
|
|
√
|
|
7.
|
Dapat meraba pulsasi a. brachialis di fossa cubiti sebelah medial
|
|
|
|
√
|
|
8.
|
Dengan tiga jari meraba pulsasi a. Brachialis pompa manset dengan
cepat sampai 30 mmHg di atas hilangnya pulsasi
Menurunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi arteri
teraba kembali. Melaporkan hasil sebagai tekanan sistolik palpatoir.
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
√
|
|
||
9.
|
Mengambil stetoskop dan memasang corong bel pada tempat perabaan
pulsasi
|
|
|
|
√
|
|
10.
|
Memompa kembali manset sampai 30 mmHg di atas tekanan sistolik
palpatoir
|
|
|
|
√
|
|
11.
|
Mendengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan perlahan-lahan
(3 mmHg per detik). Melaporkan saat mana mendengar bising pertama sebagai
tekanan sistolik.
|
|
|
|
√
|
|
12.
|
Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising yang
terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar bising lagi sebagai tekanan
darah diastolik
|
|
|
|
√
|
|
13.
|
Dapat melaporkan hasil tekanan sistolik dan diastolik
|
|
|
|
√
|
|
14.
|
Melepas manset dan merapikannya.
|
|
|
|
√
|
|
B. PEMERIKSAAN NADI
|
|
|
||||
15.
|
Meletakkan lengan yang akan diperiksa dalam keadaan rileks
|
|
|
|
√
|
|
16.
|
Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba a. Radialis
|
|
|
|
√
|
|
17.
|
Menghitung frekuensi denyut nadi minimal 15 detik
|
|
|
|
√
|
|
18.
|
Melaporkan hasil frekuensi nadi dalam satu menit
|
|
|
|
√
|
|
C. PEMERIKSAAN SUHU BADAN
|
||||||
19.
|
Pastikan permukaan air
raksa menunjuk di bawah 35,5˚C
|
√
|
|
|
|
|
20.
|
Tempatkan ujung termometer yang berisi air raksa pada apex fossa
aksillaris kiri dengan sendi bahu adduksi maksimal.
|
√
|
|
|
|
|
21.
|
Tunggu sampai 3 – 5 menit, kemudian dilakukan pembacaan
|
√
|
|
|
|
|
D. PEMERIKSAAN FREKUENSI NAFAS
|
||||||
22.
|
Meminta penderita melepas baju (duduk atau tidur)
|
|
|
|
√
|
|
23.
|
Melakukan inspeksi atau melakukan palpasi dengan kedua tangan pada
punggung/dada untuk menghitung gerakan pernafasan minimal selama 15 detik
|
|
|
|
√
|
|
24.
|
Melaporkan hasil frekuensi nafas per menit
|
|
|
|
√
|
|
SKOR
NILAI = ∑ NILAI X 100%
72
|
100
|
|||||
TANGGAL
|
25 Juli 2017
|
|||||
PARAF
PEMBIMBING
|
|
SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di
bawah ini :
Nama : ELI SUSILAWATI
Tempat/ Tanggal Lahir : Garut, 28 September 1986
Alamat : Jln.
Mangga, Perum Mabad, Desa Srengseng
sawah, jagakarsa, jakarta selatan
Dengan ini saya menyatakan
SETUJU / MENOLAK untuk dilakukan kegiatan keluarga binaan yang berhubungan
dengan penyuluhan.
Jakarta, 21 Juli 2017
Pelaksana
Kegiatan Yang
Membuat Pernyataan
( Siti Nuraini Wakhida) ( Eli Susilawati )
DOKUMENTASI



MGM National Harbor casino reopens in Maryland
BalasHapusLAS 익산 출장안마 VEGAS (WJAR) — MGM National 김해 출장마사지 Harbor casino in 순천 출장샵 Las Vegas has reopened its doors to guests on Thursday. The casino 과천 출장안마 announced that it 경산 출장안마 is